Epilepsi adalah kelainan yang disebabkan oleh terbentuknya sinyal listrik di dalam otak yang menyebabkan timbulnya kejang berulang. Pada umumnya, epilepsi ditandai oleh hal-hal sebagai berikut:
Pertama - Terjadi kejang atau bangkitan berulang.
Kedua : Bangkitan atau lebih dan lebih dari 1 episode (kejadian). Kejang terjadi tanpa faktor provokasi atau penyakit otak akut.
Kejang sering terjadi mendadak tanpa dapat diperkirakan sebelumnya. Manifestasi kejang epilepsi berupa pandangan kosong, kaku otot, pergerakan tidak terkontrol, penurunan kesadaran, perasaan ganjil atau kejang seluruh badan.
Pertolongan Epilesi yang sedang Kejang
Jangan panik apabila menemukan seseorang di sekitar Anda mengalami kejang. Pertolongan pertama yang harus dilakukan bila seseorang di dekat Anda mengalami kejang.
Obat supositoria (0bat yang pemakaiannya dengan cara memasukkan melalui lubang/ celah pada tubuh, umumnya melalui rectum/ anus) dapat diberikan untuk menghentikan kejang.
Segera cari pertolongan medis atau rumah sakit bila: Kejang berlangsung selama 2-3 menit. Kejang yang diikuti kejang berikutnya tanpa ada fase sadar diantaranya pasien terluka saat kejang.
Diagnosa Penderita Epilepsi
Diagnosa epilepsi ditegakkan berdasarkan pemeriksaan menyeluruh dari anamnesa/ riwayat medis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang diagnostik. Pada sebagian besar kasus, anamnesa dilakukan terhadap orang di sekitar pasien (keluarga, teman kerja, dll), karena pasien epilepsi sering tidak dapat mengingat kejang yang mereka alami.
Untuk pemeriksaan penunjang, dokter akan menggunakan Electroencephalogram (EEG), pemeriksaan radiologi berupa Computed Tomography (CT Scan) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI). Selain itu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan jenis dan dosis obat yang nantinya akan diberikan kepada pasien.
Pernah melihat orang tiba-tiba tertawa sendiri atau menangis sendiri? Atau pernahkan Anda menyaksikan seseorang yang tiba-tiba bengong?
Menurut dr. Retnoningsih konsultan penyakit Saraf RSUP Dr. Kariadi ini adanya kejadian orang tiba-tiba tertawa sendiri, menangis sendiri dan bengong sebentar bisa menjadi tanda-tanda epilepsi.
Menurut Retnoningsih epilepsi adalah suatu kondisi yang diakibatkan adanya bangkitan epilepsi. Bangkitan epilepsi (epileptic seizure) adalah suatu kondisi yang diakibatkan lepasnya muatan listrik yang berlebihan dari sel-sel otak (neuron).
Dokter Retno menambahkan selama ini banyak orang menganggap yang termasuk epilepsi hanya kejadian seperti ayan dan kejang. Padahal, bentuk bangkitan epilepsi bisa bermacam-macam tergantung bagian otak mana yang mengalami muatan lepas berlebihan.
Hilang Kesadaran
Kejadian kejang demam (step) yang dipicu demam bukan termasuk epilepsi. Namun, jika kejang demam terus-menerus bisa juga lama-kelamaan menyebabkan epilepsi. Selain kejang demam, apabila ada peristiwa kecelakaan dan korban langsung mengalami kejang, hal itu juga bukan epilepsi.
Begitu pula pada wanita yang melahirkan apabila terjadi eklampsia, kejang yang dipicu kondisi hamil, itupun bukan epilepsi. Menurut International Leaque Against Epilepsy (ILAE) pada 1981, macam epilepsi adalah kejang umum atau kejang general dan kejang sebagian atau kejang atau kejang parsial fokal.
Kejang umum bersifat simetris di kedua sisi dan tanpa didahului kejang lokal. Berdasarkan kontraksi otot yang timbul, kejang umum terbagi menjadi berbagai jenis yaitu tonik, clonik atau tonik-clonik, absence, lennox-gastaut syndrome, juvenile myoclonic epilepsy, spasme pada bayi, atonik (astatic, akinetic) seizures.
Kejang parsial : diawali dari gejala yang bersifat lokal dan terbagi menjadi dua yaitu simpel dan kompleks.
Kejang simpel adalah kejang parsial yang timbul tanpa adanya kehilangan atau perubahan kesadaran dan fungsi psikologis. Kejang fokal simpel terbagi menjadi beberapa jenis yaitu motoris, somatosendor, otonom dan hanya psikologis.
Kejang kompleks : terjadi jika pasien mengalami hilang kesadaran. Kejang ini diawali dengan kejang parsial yang lambat laun bertambah progresif dan akhirnya pasien kehilangan kesadaran. Bisa juga dari awal sudah terjadi hilang kesadaran.
Pertama - Terjadi kejang atau bangkitan berulang.
Kedua : Bangkitan atau lebih dan lebih dari 1 episode (kejadian). Kejang terjadi tanpa faktor provokasi atau penyakit otak akut.
Kejang sering terjadi mendadak tanpa dapat diperkirakan sebelumnya. Manifestasi kejang epilepsi berupa pandangan kosong, kaku otot, pergerakan tidak terkontrol, penurunan kesadaran, perasaan ganjil atau kejang seluruh badan.
Pertolongan Epilesi yang sedang Kejang
Jangan panik apabila menemukan seseorang di sekitar Anda mengalami kejang. Pertolongan pertama yang harus dilakukan bila seseorang di dekat Anda mengalami kejang.
- Jangan takut, jangan panik, utamakan keselamatan dan bertindak tenang. Pindahkan barang-barang berbahaya yang ada di dekat pasien. Jangan pindahkan pasien kecuali berada dalam bahaya. Longgarkan kerah kemeja atau ikat pinggang agar memudahkan pernafasan.
Cara menolong penderita Epilepsi |
- Jangan masukkan apapun ke mulut pasien, atau benda keras di antara gigi karena benda tersebut dapat melukai pasien. Bila pasien muntah atau mengeluarkan banyak liur, miringkan kepala pasien ke salah satu sisi. Observasi kondisi kejang. Perhatikan keadaan kesadaran, warna wajah, posisi mata, pergerakan keempat anggota gerak, dan suhu tubuh, waktu saat kejang mulai dan berakhir, serta lamanya kejang.
- Tetap di samping pasien sampai keadaan pasien pulih sepenuhnya. Bila setelah kejang berakhir tidak ada keluhan atau kelemahan, maka pasien dapat dikatakan telah pulih. Namun bila pasien mengalami sakit kepala, terlihat kosong atau mengantuk, biarkan pasien melanjutkan istirahatnya. Jangan mencoba memberi stimulasi pada pasien jika keadaan pasien belum sepenuhnya sadar. Biarkan pasien kembali pulih dengan tenang.
Obat supositoria (0bat yang pemakaiannya dengan cara memasukkan melalui lubang/ celah pada tubuh, umumnya melalui rectum/ anus) dapat diberikan untuk menghentikan kejang.
Segera cari pertolongan medis atau rumah sakit bila: Kejang berlangsung selama 2-3 menit. Kejang yang diikuti kejang berikutnya tanpa ada fase sadar diantaranya pasien terluka saat kejang.
Diagnosa Penderita Epilepsi
Diagnosa epilepsi ditegakkan berdasarkan pemeriksaan menyeluruh dari anamnesa/ riwayat medis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang diagnostik. Pada sebagian besar kasus, anamnesa dilakukan terhadap orang di sekitar pasien (keluarga, teman kerja, dll), karena pasien epilepsi sering tidak dapat mengingat kejang yang mereka alami.
Untuk pemeriksaan penunjang, dokter akan menggunakan Electroencephalogram (EEG), pemeriksaan radiologi berupa Computed Tomography (CT Scan) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI). Selain itu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan jenis dan dosis obat yang nantinya akan diberikan kepada pasien.
Pernah melihat orang tiba-tiba tertawa sendiri atau menangis sendiri? Atau pernahkan Anda menyaksikan seseorang yang tiba-tiba bengong?
Menurut dr. Retnoningsih konsultan penyakit Saraf RSUP Dr. Kariadi ini adanya kejadian orang tiba-tiba tertawa sendiri, menangis sendiri dan bengong sebentar bisa menjadi tanda-tanda epilepsi.
Menurut Retnoningsih epilepsi adalah suatu kondisi yang diakibatkan adanya bangkitan epilepsi. Bangkitan epilepsi (epileptic seizure) adalah suatu kondisi yang diakibatkan lepasnya muatan listrik yang berlebihan dari sel-sel otak (neuron).
“Misalnya, seharusnya listrik yang dikeluarkan oleh neuron 10 volt. Pada epilepsi bisa 50 volt sampai 100 volt. Pusat listrik itu menjalar ke sekitar dan memerintahkan suatu gerakan,”
“Manifestasi klinik ini terjadi secara tiba-tiba dan sementara berupa perubahan perilaku yang stereotipe, dapat menimbulkan gangguan kesadaran, gangguan motorik [kejang], sensorik, otonom ataupun psikis,” jelasnya.
Dokter Retno menambahkan selama ini banyak orang menganggap yang termasuk epilepsi hanya kejadian seperti ayan dan kejang. Padahal, bentuk bangkitan epilepsi bisa bermacam-macam tergantung bagian otak mana yang mengalami muatan lepas berlebihan.
Hilang Kesadaran
Kejadian kejang demam (step) yang dipicu demam bukan termasuk epilepsi. Namun, jika kejang demam terus-menerus bisa juga lama-kelamaan menyebabkan epilepsi. Selain kejang demam, apabila ada peristiwa kecelakaan dan korban langsung mengalami kejang, hal itu juga bukan epilepsi.
Begitu pula pada wanita yang melahirkan apabila terjadi eklampsia, kejang yang dipicu kondisi hamil, itupun bukan epilepsi. Menurut International Leaque Against Epilepsy (ILAE) pada 1981, macam epilepsi adalah kejang umum atau kejang general dan kejang sebagian atau kejang atau kejang parsial fokal.
Kejang umum bersifat simetris di kedua sisi dan tanpa didahului kejang lokal. Berdasarkan kontraksi otot yang timbul, kejang umum terbagi menjadi berbagai jenis yaitu tonik, clonik atau tonik-clonik, absence, lennox-gastaut syndrome, juvenile myoclonic epilepsy, spasme pada bayi, atonik (astatic, akinetic) seizures.
Kejang parsial : diawali dari gejala yang bersifat lokal dan terbagi menjadi dua yaitu simpel dan kompleks.
Kejang simpel adalah kejang parsial yang timbul tanpa adanya kehilangan atau perubahan kesadaran dan fungsi psikologis. Kejang fokal simpel terbagi menjadi beberapa jenis yaitu motoris, somatosendor, otonom dan hanya psikologis.
Kejang kompleks : terjadi jika pasien mengalami hilang kesadaran. Kejang ini diawali dengan kejang parsial yang lambat laun bertambah progresif dan akhirnya pasien kehilangan kesadaran. Bisa juga dari awal sudah terjadi hilang kesadaran.
1 comments:
ini bisa jadi tambahan ilmu nih.. nice ;)
Post a Comment