Bahaya Dibalik Serangan Jantung.
Bila darah tidak mengalir sama sekali karena arteri koroner tersumbat, penderita dapat mengalami serangan jantung yang mematikan. Serangan jantung tersebut dapat terjadi kapan saja, bahkan ketika orang sedang beristirahat. Penyakit jantung koroner, tambah dokter jantung yang memperkenalkan pertama kali pengobatan dengan metode ASO di Jawa Tengah, juga dapat menyebabkan daya pompa jantung melemah sehingga darah tidak beredar sempurna ke seluruh tubuh (gagal jantung).
Penderita gagal jantung akan sulit bernafas karena paru-parunya dipenuhi cairan, merasa sangat lelah, dan bengkak-bengkak di kaki dan persendian.
Penyebab penyakit jantung koroner adalah endapan lemak pada dinding arteri koroner, yang terdiri dari kolesterol dan zat buangan lainnya. Untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner, penting untuk dijaga kadar kolesterol dalam darah.
Ada dua jenis lipoprotein, yaitu low-density lipoprotein (LDL), dan high-density lipoprotein (HDL).
‘’LDL mengangkut kolesterol dari hati ke sel-sel tubuh. HDL berfungsi sebaliknya, mengangkut kelebihan kolesterol ke hati untuk diolah dan dibuang keluar. LDL yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan kolesterol pada dinding arteri sehingga disebut “kolesterol jahat”. Kadar LDL yang optimal adalah 100- 129 mg/dL. Kelebihan LDL menyebabkan HDL “kewalahan” membuang kolesterol yang berlebih. Total kolesterol yang dianjurkan (HDL + LDL) adalah di bawah 200 mg/dL (border line = 240). Tekanan Darah Tinggi/ Hipertensi.
Selain kolesteral tekanan darah tinggi juga bisa menjadi pemicu penyakit jantung koroner. Hipertensi menambah kerja jantung sehingga dinding jantung menebal/kaku dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Ada dua pengukuran tekanan darah. Tekanan sistolik adalah tekanan darah yang memancar
dari jantung ke seluruh tubuh.
Trombosis biasanya berada pada dinding pembuluh yang menebal karena aterosklerosis.
Merokok meningkatkan risiko trombosis hingga beberapa kali lipat. Akibat Kegemukan (obesitas) akan meningkatkanrisiko tekanan darah tinggi dan diabetes. Orang yang kegemukan juga cenderung memiliki kadar HDL rendah/LDL tinggi. Diabetes mellitus; meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, terlebih bila kadar gula darah tidak dikontrol dengan baik. Dua pertiga penderita diabetes meninggal karena penyakit jantung dan gangguan kardiovaskuler lainnya.
Risiko penyakit jantung koroner meningkat seiring usia (penuaan).
Semakin tua, semakin menurun efektivitas organ-organ tubuh, termasuk sistem kardiovaskulernya. Lebih dari 80 persen penderita jantung koroner berusia di atas 60 tahun. Laki-laki cenderung lebih cepat terkena dibandingkan perempuan, yang risikonya baru meningkat drastis setelah menopause.Faktor keturunan juga berperan terkena PJK. Risiko lebih tinggi bila orang tua terkena penyakit jantung koroner, terlebih bila mulai mengidap di usia kurang dari 60 tahun.
Bila darah tidak mengalir sama sekali karena arteri koroner tersumbat, penderita dapat mengalami serangan jantung yang mematikan. Serangan jantung tersebut dapat terjadi kapan saja, bahkan ketika orang sedang beristirahat. Penyakit jantung koroner, tambah dokter jantung yang memperkenalkan pertama kali pengobatan dengan metode ASO di Jawa Tengah, juga dapat menyebabkan daya pompa jantung melemah sehingga darah tidak beredar sempurna ke seluruh tubuh (gagal jantung).
Penderita gagal jantung akan sulit bernafas karena paru-parunya dipenuhi cairan, merasa sangat lelah, dan bengkak-bengkak di kaki dan persendian.
Penyebab penyakit jantung koroner adalah endapan lemak pada dinding arteri koroner, yang terdiri dari kolesterol dan zat buangan lainnya. Untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner, penting untuk dijaga kadar kolesterol dalam darah.
Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks yang secara alamiah dihasilkan tubuh dan bermanfaat bagi pembentukan dinding sel dan hormon. Dua pertiga kolesterol di produksi oleh hati (liver), sepertiga lainnya
diperoleh langsung dari makanan. Kolesterol diedarkan dalam darah melalui molekul yang disebut lipoprotein.
Ada dua jenis lipoprotein, yaitu low-density lipoprotein (LDL), dan high-density lipoprotein (HDL).
Proses Penyumbatan Pembuluh Darah Arteri |
Selain kolesteral tekanan darah tinggi juga bisa menjadi pemicu penyakit jantung koroner. Hipertensi menambah kerja jantung sehingga dinding jantung menebal/kaku dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Ada dua pengukuran tekanan darah. Tekanan sistolik adalah tekanan darah yang memancar
dari jantung ke seluruh tubuh.
Tekanan diastolik adalah tekanan darah yang kembali mengisi jantung. Secara umum orang dikatakan menderita hipertensi bila tekanan darah sistolik/ diastoliknya di atas 140/90 mmHg. Sedang pemicu lain, bisa karena ada Trombosis, kegemukan, Diabetes Millitus, Faktor usia, serta keturunan. Trombosis adalah gumpalan darah pada arteri atau vena. Bila trombosis terjadi pada pembuluh arteri koroner, maka Anda berisiko terkena penyakit jantung koroner.
Trombosis biasanya berada pada dinding pembuluh yang menebal karena aterosklerosis.
Merokok meningkatkan risiko trombosis hingga beberapa kali lipat. Akibat Kegemukan (obesitas) akan meningkatkanrisiko tekanan darah tinggi dan diabetes. Orang yang kegemukan juga cenderung memiliki kadar HDL rendah/LDL tinggi. Diabetes mellitus; meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, terlebih bila kadar gula darah tidak dikontrol dengan baik. Dua pertiga penderita diabetes meninggal karena penyakit jantung dan gangguan kardiovaskuler lainnya.
Risiko penyakit jantung koroner meningkat seiring usia (penuaan).
Semakin tua, semakin menurun efektivitas organ-organ tubuh, termasuk sistem kardiovaskulernya. Lebih dari 80 persen penderita jantung koroner berusia di atas 60 tahun. Laki-laki cenderung lebih cepat terkena dibandingkan perempuan, yang risikonya baru meningkat drastis setelah menopause.Faktor keturunan juga berperan terkena PJK. Risiko lebih tinggi bila orang tua terkena penyakit jantung koroner, terlebih bila mulai mengidap di usia kurang dari 60 tahun.
1 comments:
Informasinya bermanfaat, salam kenal buat mimin nya :)
Post a Comment